Mencoba menatap
cakrawala
Aroma senja dan
siluet sang surya menyapa
Gemericik air
memanggil
Hariku sejenak
menjadi lentera
Riuh ruah malam
yang masyghul dengan ayat-ayatNya
Indah.. namun
bernada fana. Kadang..
Berhenti tanpa
memberi makna.
Bila waktu tlah
menggenggam setiap nafas dan jeda
Entah berapa
lama akan mengendap
Rasa itu
seperti lautan
Sedangkan
pikiran adalah mutiaranya.
Angan itu
seperti awan yang mengandung air
Menjadi hujan
untuk menumpahkan bebannya. Tetapi…
Aku sebatas tinta
yang terpercik menyaksikannya.
Mengapa
terbentang seribu tabir antara mata dan hati?
Andai eliksir
kehidupan mampu menetralisir
Semuanya tak
akan seperti ini..
Rentetan asa
yang menggantung bersama nyanyian malam, mencipta
Ornamen-ornamen
kehidupan..
Jika pelita
mengambil cahaya dari rembulan
Izinkan aku
mengambil secercah cahaya darimu, wahai asa
Komentar
Posting Komentar